Ustaz Ahmad adalah seorang guru ngaji di sebuah desa kecil di Lombok. Setiap sore, anak-anak berkumpul di rumahnya untuk belajar membaca Al-Qur’an. Hidupnya sederhana, penuh pengabdian, dan tidak pernah lepas dari doa serta ibadah.
Meski begitu, penghasilan yang ia terima tidak seberapa. Ia hidup cukup dengan hasil kebun kecil di samping rumah. Namun biaya hidup kadang membuatnya harus berpikir keras agar tetap bisa memenuhi kebutuhan keluarga.
Awal Mengenal Mahjong Ways
Suatu hari, ia mendengar cerita dari salah satu murid dewasa yang bercerita tentang Mahjong Ways di BETA138. Awalnya ia hanya penasaran, namun akhirnya mencoba memainkannya melalui ponsel sederhana miliknya. Permainan itu tampak ringan, dengan simbol-simbol ubin mahjong yang berjatuhan.
“Ini seperti permainan logika, mengingatkan saat saya menyusun huruf untuk murid-murid,” batinnya sambil tersenyum.
Hiburan Setelah Mengajar
Setelah selesai mengajar, Ustaz Ahmad sering duduk di serambi rumah. Sambil menikmati angin sore, ia bermain beberapa putaran. Tidak lama, hanya sekadar hiburan setelah lelah mengajar. Musik lembut dari permainan membuatnya lebih rileks.
Rezeki Tak Terduga
Pada suatu malam, saat hujan deras mengguyur Lombok, ia mencoba bermain sedikit lebih lama. Tak disangka, simbol scatter muncul tiga kali. Putaran gratis dimulai. Satu per satu simbol kemenangan muncul hingga saldo akunnya meningkat drastis.
“Subhanallah, ternyata bisa dapat tambahan rezeki begini,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Manfaat dari Kemenangan
Kemenangan itu ia gunakan untuk memperbaiki atap rumah yang bocor dan membeli kitab-kitab baru untuk murid mengajinya. Anaknya pun senang karena bisa membeli perlengkapan sekolah baru. Bagi Ustaz Ahmad, semua itu adalah bentuk karunia dari Allah.
Pesan Ustaz Ahmad
Ia selalu mengingatkan, “Main ini boleh jadi hiburan, tapi jangan lupa ibadah dan kewajiban utama. Semua rezeki tetap datang dari Allah.”
Penutup
Kisah Ustaz Ahmad memberi pelajaran bahwa hiburan sederhana pun bisa membawa kebahagiaan. Mahjong Ways di BETA138 hanyalah perantara, yang penting adalah rasa syukur dalam menjalani hidup.
